Hari jum’at yang begitu indah. Seperti biasa aku menjalani rutinitasku sebagai guru dengan hati yang penuh semangat. Aku tahu hari ini aku akan bertemu dengan anak-anak di sekolah. Dengan riang kusapa setiap wajah penuh riang malaikat-malaikat kecilku. Setiap senyuman mengandung nilai yang sangat besar untukku. Yah itulah para muridku.
Hari ini adalah hari dimana
murid-murid sudah bersepakat untuk memberikan hadiah kepada guru-guru yang
sangat mereka sayangi. Hadiah yang mereka persiapkan untuk tiga ayah dan bunda
guru yang begitu menginpirasi untuk mereka. Aku melihat kepada diriku sendiri,
apakah aku sudah menjadi guru yang menyenangkan untuk mereka atau tidak? Apakah
diriku sudah menjadi guru yang menginspirasi untuk mereka atau tidak? Entahlah.
Guru-guru sudah berbaris duduk
di depan anak-anak manis kami, sedangkan kepala sekolah kami sudah memberikan
arahan tentang tata cara penyerahan hadiah yang sudah anak-anak persiapkan
untuk kami para ayah dan bunda gurunya. Murid pertama maju kedepan, hatiku
berdegup kencang. Dan dia memberikan hadiah dan selamat kepadaku. Seluruh
hadirin bertepuk tangan. Yah akulah yang pertama ia pilih. Setiap anak secara
bergantian menemui ayah bundanya, dan semakin banyak pula hadiah yang mereka berikan
kepadaku. Sungguh aku tidak menyangka.
Aku baca setiap surat yang
terselip di setiap sudut hadiah mereka. Tak terasa tetesan air mata haru mulai
membasahi pipiku. Doa tulus, ucapan terima kasih bahkan celotehan menggelikan
sangat membuatku terharu. Aku bawa setiap surat yang mereka berikan kepadaku
dan aku tempelkan di setiap sudut kamarku. Akan aku simpan hingga aku melihat
mereka tumbuh besar menjalani kehidupannya. Anak-anakku terima kasih. Ayah
harap kalian bisa menjadi diri kalian masing-masing. Kebahagiaan kalian
adalah setiap harapan yang aku titipkan.